Murai Batu Tangkapan Hutan atau Penangkaran?
- tujuanbahanbanguna
- Jul 21, 2019
- 3 min read
Updated: Mar 30, 2022
Banyak kicau mania, terpenting pencinta pemula yg bingung disaat pengin beli anakan murai batu, pengin pilih hasil penangkaran atau tangkapan dari rimba? Tiap-tiap ajukan pertanyaan terhadap pedagang senantiasa memperoleh jawaban yg berlainan lantaran mereka miliki keperluan mempromokan dagangannya. Sesungguhnya bagus yg mana sich?
Kebanyakan, kegemaran beli murai batu yg masih anak atau bahan lantaran penilaian harga yg jauh tambah murah ketimbang dengan dewasa gacor. Dalam artikel ini, kita cuma konsentrasi membicarakan murai batu papan atas yg datang dari Medan, Sumatera Utara serta keturunannya.
Buat anakan jantan yg berumur lebih kurang dua bulan harga di atas Rp 2 juta. Ditambah lagi bila datang dari penangkaran dengan indukam juara kontes, jadi harga dapat jauh tambah mahal . Dan murai dewasa yg udah gacor harga sekurang-kurangnya kedua kalinya lipat ketimbang bahan atau akan.
Budi Sulistyo, penangkar murai di Pademangan, Jakarta Utara, berasumsi di antara bahan murai penangkaran serta penangkapan di alam liar miliki kelebihan serta kekurangan semasing.
“Jadi, seluruhnya terkait pada hasrat serta keuangan semasing. Namun yang pasti pelihara anakan murai tambah lebih cepat bunyi ketimbang dewasa tangkapan rimba, ” kata Budi, Senin (20/3) . Dikarenakan, buat menjaga ke dua model anakan ini diperlukan perlakuan awal yg lumayan tidak sama.
“Pertama, saya mau memperjelas dahulu terkait semasing situasi serta sifat burung itu, ” kata Budi yg tekuni ternak murai sejak mulai tahun 2000-an.
Anakan murai umur dibawah tiga bulan disinyalir dengan warna bulu yg bercak-bercak atau biasa dikatakan trotol serta ekor relatif pendek. “Seiring pertambahan umur, warna bulu dengan cara kontinyu berubah jadi hitam pekat, cokelat pada sisi dada, serta ada delapan helai bulu ekor berwarna putih, menumpang bulu ekor khusus berwarna hitam.
Trotolan hasil penangkaran, kebanyakan disinyalir ada ring atau gelang di kaki. “Karakter burungnya pun lebih jinak serta tentunya senang makan vur yg nampak dari kotorannya padat serta berwarna sama seperti vur yg dimakannya, ” ujar Budi, pemilik ring Super yg udah menghasilkan beberapa ratus ekor murai.
Dan anakan hasil tangkapan rimba bisa diyakinkan kaki tak gunakan ring, sifat masih giras serta tak tenang kala didekati orang, belum senang makan vur, jadi cuma makan kroto, jangkrik, ulat hongkong atau serangga yang lain.
Yadi, pedagang burung di Pasar Burung Pramuka, Jaktim, memberi tambahan ke dua model trotolan itu miliki kelebihan semasing. “Trotolan rimba miliki bekal kicauan asli alam liar yg dipelajari dari indukan serta sekitar lingkungan. Nada alam liar begitu enak didengar serta kesannya kita ada di rimba. Burung ini bila udah dewasa miliki semangat tempur yg tinggi, ” kata Yadi yg diketahui jadi spesialis pedagang murai medan ialah spesies murai yg paling merdu serta berbuntut panjang.
“Tapi kekurangannya, burung makan waktu buat penyesuaian lingkungan sampai bunyinya masih jarang-jarang serta lambat. Kita mesti mengajarinya biar pengin makan vur juga sekaligus mengusahakan melulutkan, ” ujar Yadi.
Mengenai trotolan dari peternakan sifatnya jinak serta senang vur, tetapi masih mesti dikasih pakan hewani. “Burung ini lebih ringan dimaster buat mencontoh nada burung lain. Akan tetapi umumnya, trotolan ternak dikategorikan dalam dua kelas ialah dari turunan jagoan serta biasa, ” papar Yadi. Bila dari turunan induk biasa, Yadi menjualnya di antara Rp 2, 2 juta serta Rp 2, 5 juta. Namun bila induknya dari juara kontes harga di atas Rp 5 juta. “Tapi kerap pun trah jagoan oleh pemiliknya dikategorikan dalam trah biasa biar cepat laris. Dikarenakan bila pasang harga sangat tinggi, tak digemari konsumen, ” sambungnya.
Jadi, buat menentukan hasil ternak atau alam liar, kata Yadi, terkait pada hasrat serta kapabilitas kantong. “Dari sisi harga, trotolan ternak condong tambah mahal, akan tetapi trotolan rimba miliki potensi jadi pengicau hebat. Akan tetapi pada beberapa lomba kicau burung, banyak pengelola yg memandang perlu burung peserta kontes mesti gunakan ring, ” katanya.
Trotolan rimba harga lebih kurang Rp 2 juta, dan dewasa tangkapan rimba harga dimulai dari Rp 1 juta hingga Rp 2 juta, terkait panjang ekor.
Namun hal terpenting buat membuat burung jagoan yaitu perawatan yg baik, dimulai dari pemberian makanan, mandi-jemur, kerodong, serta pemasteran. Burung yg dirawat dengan benar serta baik semestinya bisa jadi bagus.
Comments